Jumat, 21 April 2017

PEMIKIRAN SCHOPENHAUER


ARTHUR SCHOPENHAUER
saya melihat sisi Schopenhauer ini sebagai manusia yang kesepian, hidupnya tidak diliputi perasaan bahagia ketika bersama dengan wanita. walaupun dia pernah mengalami jatuh cinta dengan seorang perempuan bernama Caroline Richter pada tahun 1812, tapi kisah cintanya itu tak berujung mulus. ketika seharusnya sudah masuk ke jenjang pernikahan, dia sendiri yang membatalkan rencana pernikahannya. bahkan dia menganggap, dia hidup dengan banyak orang yang memuakkan dan membuang waktu baginya.

sebelumnya, mari kita telurusi siapa itu ARTHUR SCHOPENHAUER?

beliau adalah seorang filsuf Jerman, lahir di Danzig (sekarang GdaƄsk) pada tahun 1788.
Ia mempelajari filsafat di Universitas Berlin dan mendapat gelar doktor di Universitas Jena pada tahun 1813. Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Frankfurt, dan meninggal dunia di sana pada tahun 1860. 
Dalam perkembangan filsafat, Schopenhauer dipengaruhi dengan kuat oleh Imanuel Kant dan juga pandangan Buddha. Pemikiran Kant nampak di dalam pandangan Schopenhauer tentang dunia sebagai ide dan kehendak. Kant menyatakan bahwa pengetahuan manusia terbatas pada bidang penampakan atau fenomena, sehingga benda-pada-dirinya-sendiri (das Ding an sich) tidak pernah bisa diketahui manusia. Misalnya, apa yang manusia ketahui tentang pohon bukanlah pohon itu sendiri, melainkan gagasan orang itu tentang pohon. Schopenhauer mengembangkan pemikiran Kant tersebut dengan menyatakan bahwa benda-pada-dirinya-sendiri itu bisa diketahui, yakni "kehendak".

berikut ada 3 macam pemikiran Filosofisnya, yakni :

1) Filsafat Keinginan
Schopenhauer sendiri berpendapat bahwa keinginan manusia adalah sia-sia, tidak logika, tanpa pengarahan dan dengan keberadaan, juga dengan seluruh tindakan manusia di dunia. Schopenhauer berpendapat bahwa keinginan adalah sebuah keberadaan metafisikal yang mengontrol tindak hanya tindakan-tindakan individual, agent, tetapi khususnya seluruh fenomena yang bisa diamati. Keinginan yang dimaksud oleh Schopenhauer ini sama dengan yang disebut dengan Kant dengan istilah sesuatu yang ada di dalamnya sendiri.
Pandangan filosofis Schopenhauer melihat bahwa hidup adalah penderitaan. Schopenhauer menolak kehendak. Apalagi dengan kehendak untuk membantu orang menderita. Ajaran Schopenhauer menolak kehendak untuk hidup dan segala manifestasinya, namun ia sediri takut dengan kematian.

2) Keputusan dan Hukuman
Schopenhauer menjelaskan seseorang yang hendak mengambil keputusan. Menurut dia, ketika kita mengambil keputusan, kita akan diperhadapkan dengan berbagai macam akibat. Oleh sebab itu, keputusan yang diambil memiliki alasan atau dasar. Keputusan-keputusan ini menjadi tidak bebas lagi bagi si pemilihnya. Pemilih itu harus diperhadapkan kepada beberapa akibat dalam sebuah keputusan. Segala tindakan yang dilakukan seseorang merupakan kebutuhan dan tanggung jawabnya. Segala kebutuhan dan tanggung jawab itu pun sudah dibawa sejak lahir dan bersifat kekal. Schopenhauer juga menegaskan jika tidak ada keinginan bebas

, haruskah kejahatan dihukum?

3) Catatan
 Bagi Schopenhauer, dasar dunia ini transcendental dan bersifat irasional, yaitu kehendak yang buta. Kehendak ini buta, sebab, sebab desakannya untuk terus-menerus dipuaskan tidak bisa dikendalikan dan tidak akan pernah terpenuhi. Namun, justru keinginan yang tak sampai berarti penderitaan Selanjutnya, menurut dia bahwa kehendak transendental itu mewujudkan diri dalam miliaran eksistensi kehidupan, maka hidup itu sendiri merupakan penderitaan. Jalan keluar yang diusulkan Schopenhauer ini pun cukup logis. Kalau hidup ini adalah penderitaaan, maka pembebasan dari penderitaan tersebut tentunya akan tercapai melalui penolakan kehendak untuk hidup. Konkretnya adalah lewat kematian raga dan bela rasa. 
Cara pemikiran Schopenhauer ini menarik. Namun, tetap saja memiliki kesalahan. Masalah dalam filsafatnya berkaitan dengan pandangannya atas pengetahuan tentang prinsip individuasi. Menurut Schopenhauer, berkat pengetahuan inilah manusia sadar bahwa dirinya adalah sama dengan semua makhluk hidup lain (dasar dari sikap bela rasa) sehingga dia tidak perlu memutlakkan diri dan keinginannya (dasar sikap mati raga atau penyangkalan diri). Tanpa pengetahuan ini, manusia tidak akan mengalami pencerahan dan tetap berada dalam kegelapan.
Anggapan Schopenhauer ini menekankan dua hal, yaitu bahwa kesadaran manusia terbukti lebih kuat dibandingkan nafsu dan keinginannya, dan bahwa karena itu ia juga mampu memperhatikan keadaan kepentingan orang lain, di dalam hal ini berarti bahwa manusia bukanlah makhluk egois sebagai mana yang dipikirkan oleh Schopenhauer. Namun, jika kesadaraan bisa menguatkan manusia menyangkal diri dan berbela rasa, bukankah demikian kehendak untuk hidup itu sendiri bukan merupakan dasar dari segalanya? 

Sumber Pustaka :
https://id.wikipedia.org/wiki/Arthur_Schopenhauer

Mitha Faliani Agustina
20160701016



 

Minggu, 02 April 2017

siapa itu Rene Descartes?

If you already read this, its mean this task of mine has been sent to him as well for our dearest Mr. Mulyo.

Selamat Sore, Pak Mulyo.

berikut ini saya akan menjelaskan tentang Pokok Pokok Pikiran Rene Descartes, tetapi alangkah baiknya saya awali dengan menjelaskan siapa itu Rene Descartes.

Rene Descartes lahir di kota La Haye Totiraine, Perancis pada tanggal 31 Maret tahun 1596 M. dalam literatur berbahasa latin dia dikenal dengan Renatus Cartesius. Rene Descartes selain merupakan seorang filosof, dia juga seorang matematikawan perancis. Beliau meninggal pada tanggal 11 februari 1650 M di swedia di usia 54 tahun. Kemudian jenazahnya dipindah ke perancis pada tahun 1667 M dan tengkoraknya di simpan di museum D’historie Naturelle di Paris. 

Descartes, kadang dipanggil "Penemu Filsafat Modern" dan "Bapak Matematika Modern", adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam sejarah barat modern.

namun, sepeninggal Rene Descartes. banyak sekali pokok-pokok pikiran beliau yang bisa kita pelajari, diantaranya adalah : 

1  1.  Cogito Ergo Sum
Ia berusaha mendapatkan pengetahuan yang tidak dapat diragukan. Untuk menemukan basis yang kuat dalam filsafat, ia meragukan terlebih dahulu segala sesuatu yang diragukan dan ia menyimpulkan bahwa 3 pengetahuan dapat diragukan, yaitu:
a.   Pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi dapat diragukan
Contoh: memasukkan kayu lurus ke dalam air, kayu tersebut tampak bengkok

b.     Fakta umum tentang dunia
Contoh: api itu panas, benda yang berat akan jatuh juga dapat diragukan. Descartes menyatakan bagaimana jika kita mengalami mimpi yang sama berkali-kali dan dari sana kita mendapatkan pengetahuan umum tersebut.

c.     Logika dan matematika, prinsip-prinsip logika dan matematika juga dapat diragukan.
Contoh: bagaimana jika ada suatu makhluk yang berkuasa memasukkan ilusi dalam pikiran kita, dengan kata lain kita berada dalam suatu matriks.


Berdasarkan keraguan tersebut, Descartes mengeluarkan pendapat yaitu cogito ergo sum (aku berfikir, maka aku ada).

    2. Ide-ide bawaan
Karena kesaksian apapun dari luar tidak dapat dipercaya, maka menurut Descartes ia harus mencari kebenaran dalam dirinya dengan menggunakan norma dan jika metoda dilangsungkan apakah hasilnya. Descartes berpendapat bahwa dalam dirinya dapat ditemukan tiga “ide bawaan”. Ia merasa ketiga ini sudah ada dalam dirinya sejak lahir masing-masing ialah pemikiran, Tuhan, dan keluasan.
a.   Pemikiran
Sebab saya memahami diri saya sebagai makhluk yang berfikir, harus diteruma juga bahwa pemikiran merupakan hakikat saya.

b.   Tuhan sebagai wujud yang sama sekali sempurna
Karena saya mempunyai ide sempurna, mesti ada suatu penyebab sempurna untuk ide itu karena akibat tidak bisa melebihi penyebabnya. Wujud yang sempurna itu tidak lain daripada Tuhan.

c.   Keluasan
Materi sebagai keluasan atau ekstensi, sebagaimana hal itu dilukiskan dan dipelajari oleh ahli-ahli ilmu ukur.

3 3.  Substansi
  Descartes menyimpulkan bahwa selain Tuhan, ada dua subtansi:
a.     Pertama, jiwa yang hakikatnya adalah pemikiran.
b.     Kedua, materi yang hakikatnya adalah keluasan

Akan tetapi, karena Descartes telah menyangsikan adanya dunia di luar aku, ia mengalami banyak kesulitan untuk membuktikan keberadaannya. Bagi Descartes, satu-satunya alasan untuk menerima adanya dunia materil ialah bahwa Tuhan akan menipu saya kalau sekiranya ia memberi say aide keluasan, sedangkan di luar tidak ada sesuatu pun yang sesuai dengannya. Dengan demikian, keberadaan yang sempurna yang ada di luar saya tidak akan menemui saya, artinya ada dunia meteril lain yang keberadaannya tidak diragukan, bahkan sempurna.

4  4. Manusia
     Descartes memandang manusia sebagai makhluk dualitas. Manusia terdiri dari dua sebstansi, yaitu  jiwa dan tubuh. Jiwa adalah pemikiran dan tubuh adalah keluasan. Sebenarnya, tubuh tidak lain dari  suatu mesin yang dijalankan oleh jiwa. Karena setiap substansi yang satu sama sekali terpisah dari  substansi yang lain, sudah nyata bahwa Descartes menganut suatu dualisme tentang manusia. Itulah  sebabnya, Descartes mempunyai banyak kesulitan untuk mengartikan pengaruh tubuh atas jiwa dan  sebaliknya, pengaruh jiwa atas tubuh. Satu kali ia mengatakan bahwa kontak antara tubuh dan jiwa  berlangsung dalam grandula pinealis. Akan tetapi, akhirnya pemecahan ini tidak memadai bagi  Descartes sendiri.

- ) Pola Pikir Rasionalisme
   Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama. Rasionalisme mempunyai kemiripan dari segi ideologi dan tujuan dengan humanisme dan atheisme, dalam hal bahwa mereka bertujuan untuk menyediakan sebuah wahana bagi diskursus sosial dan filsafat di luar kepercayaan keagamaan atau takhayul. Rasionalisme tidak mengklaim bahwa manusia lebih penting daripada hewan atau elemen alamiah lainnya. Ada rasionalis-rasionalis yang dengan tegas menentang filosofi humanisme yang antroposentrik. Atheisme adalah suatu keadaan tanpa kepercayaan akan adanya Tuhan atau dewa-dewa; rasionalisme tidak menyatakan pernyataan apapun mengenai adanya dewa-dewi meski ia menolak kepercayaan apapun yang hanya berdasarkan iman. Meski ada pengaruh atheisme yang kuat dalam rasionalisme modern, tidak seluruh rasionalis adalah atheis.

Sebab Timbulnya Pemikiran Rasionalisme
Descartes merupakan orang pertama yang memiliki kapasitas filosofis yang sangat dipengaruhi oleh fisika baru dan astronomi. Ia banyak menguasai filsafat Scholastic, namun ia tidak menerima dasar-dasar filfasat Scholastic yang dibangun oleh para pendahulunya. Ia berupaya keras untuk mengkonstruksi bangunan baru filsafat. Hal ini merupakan terobosan baru semenjak zaman Aristoteles dan hal ini merupakan sebuah neo-self-confidence yang dihasilkan dari kemajuan ilmu pengetahuan. Dia berhasrat untuk menemukan “sebuah ilmu yang sama sekali baru pada masyarakat yang akan memecahkan semua pertanyaan tentang kuantitas secara umum, apakah bersifat kontinim atau terputus.”

sementara, Pokok pemikiran descartes menghasilkan karyanya antara lain yaitu :
 .I.             Pengetahuan yang Pasti, 
1.      Pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi dapat diragukan, semisal kita       memasukkan kayu lurus ke dalam air maka akan tampak bengkok.
      2.  Fakta umum tentang dunia semisal api itu panas dan benda yang berat akan jatuh juga dapat diragukan. Descrates menyatakan bagaimana jika kita mengalami mimpi yang sama berkali-kali dan dari situ kita mendapatkan pengetahuan umum tersebut
3.Logika dan Matematika prinsip-prinsip logika dan matematika juga ia ragukan. Ia menyatakan bagaimana jika ada suatu makhluk yang berkuasa memasukkan ilusi dalam pikiran kita, dengan kata lain kita berada dalam suatu matriks


 II.    Ontologi Tuhan dan Benda
        Berangkat dari pembuktiannya bahwa pikiran itu eksis, filsafatnya membuktikan bahwa Tuhan ada dan kemudian membuktikan bahwa benda material ada.
Descrates mendasarkan akan adanya Tuhan pada prinsip bahwa sebab harus lebih besar, sempurna, baik dari akibat. Dalam pikiran Descrates ia memiliki suatu gagasan tentang Tuhan adalah suatu makhluk sempurna yang tak terhingga. Gagasan tersebut tidak mungkin muncul/disebabkan oleh pengalaman dan pikiran diri sendiri, karena kedua hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak sempurna dan dapat diragukan sehingga tidak memenuhi prinsip sebab lebih sempurna dari akibat. Gagasan tentang Tuhan yang ada dalam kepala (sebagai akibat) hanya bisa disebabkan oleh sebuah makhluk sempurna yang menaruhnya dalam pikiran saya, yakni Tuhan.
III.    Metafisika
        Bagi Rene Descrates, realitas terdiri dari tiga hal. Yakni benda material yang terbatas (objek-objek fisik seperti meja, kursi, tubuh manusia, dan sebagainya), benda mental-nonmaterial yang terbatas (pikiran dan jiwa manusia), serta benda mental yang tak terbatas (Tuhan).
Ia juga membedakan antara pikiran manusia dan tubuh fisik manusia. Pembagian ini juga mengantarkannya pada pembagian keilmuan. Realitas material sebagai ranah bagi keilmuan baru yang dibawa Galileo dan Copernicus, realitas mental bagi keilmuan dalam bidang agama, etika, dan sejenisnya.
baiklah, itu adalah Pokok-Pokok pikiran dar Rene Descartes yang dimana saya mendapat refrensi dari
 -) http://www.academia.edu/7411507/Tokoh_Filsafat_Modern_Rene_Descartes_Cogito_Ergo_Sum
 -) http://ibnu8sulaiman.blogspot.co.id/2016/03/pokok-pokok-pemikiran-rene-descartes.html
terima kasih

best regards,

Mitha Faliani Agustina
20160701016